international relation
Realism
Relism
adalah teori hubungan internasional yang dibangun berdasarka dan atas empat
prinsip utama yaitu (a) pandangan poesimis terhadap sifat dasar manusia; (b)
keyakinan bahwa hubungan internasional pada dasarnya adalah konfliktual dan
konflik internasional umumnya diselesaikan melalui perang; (c) penekanan pada
aspek keamanan nasional dan kelangsungan hidup negara (national securityand
state survival); dan (d) pandangan bahwa karakteristik politik domestik
berbeda dengan politik internasional. Realism memiliki tiga konsep utama
yaitu statism, survival dan self-help. Konsep statism
menekankan bahwa negara atau states adalah aktor utama dalam politik
internasional. Aktor non-negara memiliki peran namun dalam tingakatan yang
kurang signifikan dibandingkan negara. Selain ituu, aktor non-negara juga
menjalankan peran sesuai dengan mekanisme yang ditetapkan dan disepakati oleh
negara-ngara. Konsep survival menegaskan bahwa inti dari politik
internasional adalah perebutan kekuasaan di antara negara-negara sehingga
tujuan utama yang harus dicapai negara adalah survival atau kelangsungan
hidup. Aspek lain seperti kesejahteraan tidak dianggap sebagai tujuan utama.
Konsep self-help menekankan bahwa politik internasional bersifat anarkis
dalam arti tidak terdapat otoritas yang berwenang menciptakan dan menegakkan
aturan. Atas dasar tersebut, setiap negara harus menjamin kelangsungan hidup
dan keamanannya secara mandiri serta tidak menggantungkannya kepada negara
lain, realism juga berpandangan bahwa perdamaian terbentuk karena adanya
perimbangan kekuatan atau balance of power. Dasar dasar teori realism
bersubber dari pemikiran Thucydides (400s.m.), Niccolo Machiavelli
(1469-15557), dan Tomas Hobbes (1588-1679) yang kemudian dikembangkan oleh Hans
Morgentau pasca perang dunia kedua. Teori realism pada awal
perkembangannya menekankan aspek human nature atau sifat dasar manusia
sebagai penyebab perebutan kekuasaan di antara negara-negara. Teori ini lazim
disebut realisme klasik atau classical realism. Penganjur realism setelah
era Morgentau memiliki pandangan berbeda bahwa perebutan kekuasaan tidak
disebabkan oleh sifat dasar manusia melainkan akibat struktur yang terbentuk
dalam politik internasional. Dan pandangan ini lazim disebut sebagai realisme
strukturalis (structural realism) atau neo-realisme (neo-realism).
Daftar pustaka:
Burchill, scott, et al. 1996. Theories of
international relations. New York: st martin press.
Ashari, hasan, et al.2015. kamus hubungan internasional.
Bandung. Nuansa cendikia.
Komentar
Posting Komentar